Rabu, 06 April 2011

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN APENDISITIS


PENGERTIAN
Apendisitis merupakan peradangan pada apendik periformis.
Apendik periformis merupakan saluran kecil dengan diameter kurang lebih sebesar pensil dengan panjang 2 - 6 inci. Lokasi apendik pada daerah illiaka kanan, di bawah katup iliacecal, tepatnya pada dinding abdomen di bawah titik Mc Burney.

PATOFISIOLOGI
Apendik belum diketahui fungsinya, merupakan bagian dari sekum. Peradangan pada (akut) dapat menyebabkan peritonitis. Peritonitis merupakan komplikasi yang sangat serius. Infeksi kronis dapat terjadi pada apendik, tetapi hal ini tidak selalu menimbulkan nyeri di daerah abdomen.


Masa / tinja / benda asing


ß


Obstruksi lumen apendiks


ß

Peradangan




sekresi, mukus tidak dapat keluar

Pembengkakan jaringan limpoid



Peregangan apendik


ß


Tekanan intra luminal  ­ 
suplai darah terganggu


ß


Hipoksia


ß


Nyeri

Akut ---- Ulserasi + invasi bakteri

Kronis ---- Nekrose + perporasi
apendik dapat terjadi oleh adanya ulserasi dinding mukosa atau obstruksi lumen (biasanya oleh fecolif/faeses yang keras). Penyumbatan pengeluaran sekret mukus mengakibatkan perlengketan, infeksi dan terhambatnya aliran darah. Dari keadaan hipoksia menyebabkan gangren atau dapat terjadi ruptur dalam waktu 24-36 jam. Bila proses ini berlangsung terus-menerus organ disekitar dinding apendik terjadi perlengketan dan akan menjadi abses (kronik). Apabila proses infeksi sangat cepat

ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS



Defenisi
            Meningitis adalah radang dari selaput otak (arachnoid dan piamater). Bakteri dan virus merupakan penyebab utama dari meningitis.

Patofisiologi
            Otak dilapisi oleh tiga lapisan, yaitu : duramater, arachnoid, dan piamater. Cairan otak dihasilkan di dalam pleksus choroid ventrikel bergerak / mengalir melalui sub arachnoid dalam sistem ventrikuler dan seluruh otak dan sumsum tulang belakang, direabsorbsi melalui villi arachnoid yang berstruktur seperti jari-jari di dalam lapisan subarachnoid.
            Organisme (virus / bakteri) yang dapat menyebabkan meningitis, memasuki cairan otak melaui aliran darah di dalam pembuluh darah otak. Cairan hidung (sekret hidung) atau sekret telinga yang disebabkan oleh fraktur tulang tengkorak dapat menyebabkan meningitis karena hubungan langsung antara cairan otak dengan lingkungan (dunia luar), mikroorganisme yang masuk dapat berjalan ke cairan otak melalui ruangan subarachnoid. Adanya mikroorganisme yang patologis merupakan penyebab peradangan pada piamater, arachnoid, cairan otak dan ventrikel. Eksudat yang dibentuk akan menyebar, baik ke kranial maupun ke saraf spinal yang dapat menyebabkan kemunduran neurologis selanjutnya, dan eksudat ini dapat menyebabkan sumbatan aliran normal cairan otak dan dapat menyebabkan hydrocephalus.

Etiologi
            Meningitis disebabkan oleh berbagai macam organisme, tetapi kebanyakan pasien dengan meningitis mempunyai faktor predisposisi seperti fraktur tulang tengkorak, infeksi, operasi otak atau sum-sum tulang belakang. Seperti disebutkan diatas bahwa meningitis itu disebabkan oleh virus dan bakteri, maka meningitis dibagi menjadi dua bagian besar yaitu : meningitis purulenta dan meningitis serosa.

Meningitis Bakteri
            Bakteri yang paling sering menyebabkan meningitis adalah haemofilus influenza, Nersseria,Diplokokus pnemonia, Sterptokokus group A, Stapilokokus Aurens, Eschericia colli, Klebsiela dan Pseudomonas. Tubuh akan berespon terhadap bakteri sebagai benda asing dan berespon dengan terjadinya peradangan dengan adanya neutrofil, monosit dan limfosit. Cairan eksudat yang terdiri dari bakteri, fibrin dan lekosit terbentuk di ruangan subarahcnoid ini akan terkumpul di dalam cairan otak sehingga dapat menyebabkan lapisan yang tadinya tipis menjadi tebal. Dan pengumpulan cairan ini akan menyebabkan peningkatan intrakranial. Hal ini akan menyebabkan jaringan otak akan mengalami infark.

Meningitis Virus
            Tipe dari meningitis ini sering disebut aseptik meningitis. Ini biasanya disebabkan oleh berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti; gondok, herpez simplek dan herpez zoster. Eksudat yang biasanya terjadi pada meningitis bakteri tidak terjadi pada meningitis virus dan tidak ditemukan organisme pada kultur cairan otak. Peradangan terjadi pada seluruh koteks cerebri dan lapisan otak. Mekanisme atau respon dari jaringan otak terhadap virus bervariasi tergantung pada jenis sel yang terlibat.



Pencegahan
            Meningitis dapat dicegah dengan cara mengenali dan mengerti dengan baik faktor presdis posisi seperti otitis media atau infeksi saluran napas (seperti TBC) dimana dapat menyebabkan meningitis serosa. Dalam hal ini yang paling penting adalah pengobatan tuntas (antibiotik) walaupun gejala-gejala infeksi tersebut telah hilang.
Setelah terjadinya meningitis penanganan yang sesuai harus cepat diatasi. Untuk mengidentifikasi faktor atau janis organisme penyebab dan dengan cepat memberikan terapi sesuai dengan organisme penyebab untuk melindungi komplikasi yang serius.

Pengkajian Pasien dengan meningitis
Riwayat penyakit dan pengobatan
            Faktor riwayat penyakit sangat penting diketahui karena untuk mengetahui jenis kuman penyebab. Disini harus ditanya dengan jelas tentang gejala yang timbul seperti kapan mulai serangan, sembuh atau bertambah buruk. Setelah itu yang perlu diketahui adalah status kesehatan masa lalu untuk mengetahui adanya faktor presdiposisi seperti infeksi saluran napas, atau fraktur tulang tengkorak, dll.

TRAUMA DADA


A.    Pengertian
          Trauma dada adalah suatu trauma yang terjadi pada dada yang dibagi menjadi dua (2) yaitu, trauma tumpul dan trauma tusuk yang kebanyakan disebabkan oleh kecelakaan kendaraan bermotor (80%), terjatuh, pukulan dada dan kecelakaan pada bidang industri.

B.     Faktor Predisposing/ Etiologi
1.      Mekanisme kecelakaan
a.       Kecelakaan kendaraan bermotor
b.      Tertembak pada daerah dada
c.       Tertusuk pada daerah dada
2.      Penyakit yang mendahului
a.       Asma
b.      Tuberkulosis
c.       Bronkhitis
d.      Pneumonia

C.    Patofisiologi
Trauma dada (baik tumpul/tusuk) sering terjadi karena kecelakaan/ penyakit yang sebelumnya ada seperti tertabrak mobil, motor, terjatuh, tertusuk/ tertembak dapat mengakibatkan salah satu/ lebih mekanisme patologi berikut ini.

1.      Hipoxia akibat gangguan jalan nafas, cedera/ parenkim paru, sangkur iga dan otot pernafasan, kolaps paru serta pneumotorax.
2.      Hiporakmia akibat kehilangan cairan masif dari pembuluh besar, ruptur jantung atau hemotorax.
3.      Gagal jantung akibat temponade jantung, kontusio jantung atau tekanan intratoraks yang meningkat.

Mekanisme di atas seringkali mengakibatkan kerusakan ventilasi dan perfusi yang mengarah pada gagal nafas akut, syok hiporalemik dan kematian.

ASUHAN KEPERAWATAN SYOK



Syok  yaitu hambatan di dalam peredaran darah perifer yang menyebabkan perfusi jaringan tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sel akan zat makanan dan membuang sisa metabolisme ( Theodore, 93 ),  atau suatu  perfusi jaringan yang kurang sempurna.
Perfusi organ secara langsung berhubungan dengan  MAP yang ditentukan oleh volume darah, curah jantung dan ukuran vaskuler.

MAP   menurun   (5 – 10 mmHg )


Aortic arc. dan Carotid sinus ( Baroreseptor )
 


Otak
( Perfusi dan oksigenasi organ vital )


Metabolisme anaerobic


 


Asam laktat meningkat
dan zat metabolic lain


 


Kerusakan jaringan
Depresi miocardial
(Guyton, 1986)

A.           Stadium Kompensasi.
-          MAP menurun 10 – 15 mmHg
-          Mekanisme kimia dan ginjal diaktifkan
-          Pelepasan rennin, ADH, aldosteron, katekolamin mengakibatkan GFR menurun dan urine output menurun, reabsorbsi Na meningkat – vasokonstriksi sistemik
-          Hipotensi jaringan organ non vital dan ginjal
B.           Stadium intermediate.
-          MAP menurun lebih dari 20 mmHg
-          Kompensasi tak begitu lama untuk menyuplay oksigen
-          Hipoksia organ vital, organ lain mengalami anoxia, iskemik yang selanjutnya menyebabkan sel – sel jaringan rusak dan mati dan ini mengancam jiwa
-          Koreksi dalam 1 jam (golden hour)

C.           Irreversible Stage.
-          Anoxia jaringan dan kematian sel meningkat
-          Sel tersisa metabolisme  anaerob
-          Terapi tidak efektif

Selasa, 05 April 2011

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PEMASANGAN CVP


I.                   Pengertian
Tekanan vena central (central venous pressure) adalah tekanan darah di AKa atau vena kava. Ini memberikan informasi tentang tiga parameter volume darah, keefektifan jantung sebagai pompa, dan tonus vaskular. Tekanan vena central dibedakan dari tekanan vena perifer, yang dapat merefleksikan hanya tekanan lokal.

I.          Lokasi Pemantauan

¨      Vena Jugularis interna kanan atau kiri (lebih umum pada kanan)
¨      Vena subklavia kanan atau kiri, tetapi duktus toraks rendah pada kanan
¨      Vena brakialis, yang mungkin tertekuk dan berkembang menjadi phlebitis
¨      Lumen proksimal kateter arteri pulmonalis, di atrium kanan atau tepat di atas vena kava superior

II.       Indikasi  dan  Penggunaan

¨      Pengukuran tekanan vena sentral (CVP).
¨      Pengambilan darah untuk pemeriksaan laboratorium.
¨      Pengukuran oksigenasi vena sentral.
¨      Nutrisi parenteral dan pemberian cairan hipertonik atau cairan yang mengiritasi yang perlu pengenceran segera dalam sistem sirkulasi.
¨      Pemberian obat vasoaktif per drip (tetesan) dan obat inotropik.
¨      Sebagai jalan masuk vena bila semua tempat IV lainnya telah lemah.

III.  Komplikasi

Adapun komplikasi dari pemasangan kanulasi CVP antara lain :
¨      Nyeri dan inflamasi pada lokasi penusukan.
¨      Bekuan darah karena tertekuknya kateter.
¨      Perdarahan : ekimosis atau perdarahan besar bila jarum terlepas.
¨      Tromboplebitis (emboli thrombus,emboli udara, sepsis).
¨      Microshock.
¨      Disritmia jantung

Diabetes Mellitus ( DM )


A.     Konsep Dasar

1.      Definisi
Diabetes Mellitus ( DM ) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter, demham tanda – tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya insulin efektif di dalam tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme lemak dan protein. ( Askandar, 2000 ).
Gangren adalah proses atau keadaan  yang ditandai dengan adanya jaringan mati atau nekrosis, namun secara mikrobiologis adalah proses nekrosis yang disebabkan oleh infeksi. ( Askandar, 2001 ).
Gangren Kaki Diabetik adalah luka pada kaki yang merah kehitam-hitaman dan berbau busuk akibat sumbatan yang terjadi di pembuluh darah sedang atau besar di tungkai. ( Askandar, 2001).
2.      Anatomi Fisiologi
Pankreas merupakan sekumpulan kelenjar yang panjangnya kira – kira 15 cm, lebar  5 cm, mulai dari duodenum sampai ke limpa  dan beratnya rata – rata 60 – 90 gram. Terbentang pada vertebrata lumbalis 1 dan 2 di belakang lambung.
Pankreas merupakan kelenjar endokrin terbesar yang terdapat di dalam tubuh baik hewan maupun manusia. Bagian depan ( kepala ) kelenjar pankreas terletak pada lekukan yang dibentuk oleh duodenum dan bagian pilorus dari lambung. Bagian badan yang merupakan bagian utama dari organ ini merentang ke arah limpa dengan bagian ekornya menyentuh atau terletak pada alat ini. Dari segi perkembangan  embriologis, kelenjar pankreas terbentuk dari epitel yang berasal dari lapisan epitel yang membentuk usus.
Pankreas terdiri dari dua jaringan utama, yaitu :
(1). Asini sekresi getah pencernaan ke dalam duodenum.
(2). Pulau Langerhans yang tidak tidak mengeluarkan sekretnya keluar, tetapi menyekresi insulin dan glukagon langsung ke darah.
Pulau – pulau Langerhans yang menjadi sistem endokrinologis dari pamkreas tersebar di seluruh pankreas dengan berat hanya 1 – 3 % dari berat total pankreas. Pulau langerhans berbentuk ovoid dengan besar masing-masing pulau berbeda. Besar pulau langerhans yang terkecil adalah 50 m, sedangkan yang terbesar 300 m, terbanyak adalah yang besarnya 100 – 225 m. Jumlah semua pulau langerhans di pankreas diperkirakan antara 1 – 2 juta.
Pulau langerhans manusia, mengandung tiga jenis sel utama, yaitu :
(1). Sel – sel A ( alpha ), jumlahnya sekitar 20 – 40 % ; memproduksi glikagon yang manjadi faktor hiperglikemik, suatu hormon yang mempunyai “ anti insulin like activity “.
(2). Sel – sel B ( betha ), jumlahnya sekitar 60 – 80 % , membuat insulin.
(3). Sel – sel D ( delta ), jumlahnya sekitar 5 – 15 %, membuat somatostatin.
Masing – masing sel tersebut, dapat dibedakan berdasarkan struktur dan sifat pewarnaan. Di bawah mikroskop pulau-pulau langerhans ini nampak berwarna pucat dan banyak mengandung pembuluh darah kapiler. Pada penderita DM, sel beha sering ada tetapi berbeda dengan sel beta yang  normal dimana sel beta tidak menunjukkan reaksi pewarnaan untuk insulin sehingga dianggap tidak berfungsi.
Insulin merupakan protein kecil dengan berat molekul 5808 untuk insulin manusia. Molekul insulin terdiri dari dua rantai polipeptida yang tidak sama, yaitu rantai A dan B. Kedua rantai ini dihubungkan oleh  dua jembatan ( perangkai ), yang terdiri dari disulfida. Rantai A terdiri dari 21 asam amino dan rantai B terdiri dari 30 asam amino. Insulin dapat larut pada pH 4 – 7 dengan titik isoelektrik pada 5,3. Sebelum insulin dapat berfungsi, ia harus berikatan dengan protein reseptor yang besar di dalam membrana sel.
Insulin di sintesis sel beta pankreas dari proinsulin dan di simpan dalam butiran berselaput yang berasal dari kompleks Golgi. Pengaturan sekresi insulin dipengaruhi efek umpan balik kadar glukosa darah pada pankreas. Bila kadar glukosa darah meningkat diatas 100 mg/100ml darah, sekresi insulin meningkat cepat. Bila kadar glukosa normal atau rendah, produksi insulin akan menurun.
Selain kadar glukosa darah, faktor lain seperti asam amino, asam lemak, dan hormon gastrointestina merangsang sekresi insulin dalam derajat berbeda-beda. Fungsi metabolisme utama insulin untuk meningkatkan kecepatan transport glukosa melalui membran sel ke jaringan terutama sel – sel otot, fibroblas dan sel lemak.

AKUT MIOCARD INFARK



A.    PENGERTIAN
Infark miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang.
(Brunner & Sudarth, 2002)
Infark miocard akut adalah nekrosis miocard akibat aliran darah ke otot jantung terganggu. (Suyono, 1999)

B.     ETIOLOGI (kasuari, 2002)
1.      faktor penyebab :
a.       Suplai oksigen ke miocard berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor :
1.      Faktor pembuluh darah :
a)      Aterosklerosis.
b)      Spasme
c)      Arteritis
2.      Faktor sirkulasi :
a)      Hipotensi
b)      Stenosos aurta
c)      insufisiensi
3.      Faktor darah :
a)      Anemia
b)      Hipoksemia
c)      polisitemia
b.      Curah jantung yang meningkat :
1.      Aktifitas berlebihan
2.      Emosi
3.      Makan terlalu banyak
4.      hypertiroidisme
c.       Kebutuhan oksigen miocard meningkat pada :
1.      Kerusakan miocard
2.      Hypertropimiocard
3.      Hypertensi diastolic

2.      Faktor predisposisi :
a.       faktor resiko biologis yang tidak dapat diubah :
1.      usia lebih dari 40 tahun
2.      jenis kelamin : insiden pada pria tinggi, sedangkan pada wanita meningkat setelah menopause
3.      hereditas
4.      Ras : lebih tinggi insiden pada kulit hitam.
b.      Faktor resiko yang dapat diubah :
1.                   Mayor :
a)      hiperlipidemia
b)      hipertensi
c)      Merokok
d)     Diabetes
e)      Obesitas
f)       Diet tinggi lemak jenuh, kalori
2.                   Minor:
a)      Inaktifitas fisik
b)      Pola kepribadian tipe A (emosional, agresif, ambisius, kompetitif).
c)      Stress psikologis berlebihan.

ASKEP GAGAL NAPAS



A.    Pengertian

Kegagalan pernafasan adalah pertukaran gas yang tidak adekuat sehingga terjadi hipoksia, hiperkapnia (peningkatan konsentrasi karbon dioksida arteri), dan asidosis.
Ventilator adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu sebagian atau seluruh proses ventilasi untuk mempetahankan oksigenasi.

B.     Penyebab gagal nafas

  1. Penyebab sentral
    1. Trauma kepala : contusio cerebri
    2. Radang otak : encephalitis
    3. Gangguan vaskuler : perdarahan otak , infark otak
    4. Obat-obatan : narkotika, anestesi
  2. Penyebab perifer
    1. Kelainan neuromuskuler : GBS, tetanus, trauma cervical, muscle relaxans
    2. Kelainan jalan nafas : obstruksi jalan nafas, asma bronchiale
    3. Kelainan di paru : edema paru, atelektasis, ARDS
    4. Kelainan tulang iga/thoraks: fraktur costae, pneumo thorax, haematothoraks
    5. Kelainan jantung : kegagalan jantung kiri